MIND MAPPING MANUSIA DAN PENDERITAAN

Sabtu, 12 November 2016

SISTEM BAHASA SEBAGAI UNSUR KEBUDAYAAN

SISTEM BAHASA SEBAGAI UNSUR KEBUDAYAAN
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan komunikasi untuk dapat berinteraksi. Bahasa adalah salah satunya, bahasa sebagai alat komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat menyatukan berbagai ide atau gagasan
Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran kolektif dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Bahasa dikatakan aktif karena bahasa terus berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya tersebut, bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat.
Bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia, karena Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.  
Bahasa sebagai salah satu unsur budaya tentunya memiliki hubungan dengan wujud budaya. Menurut Koentjaraningrat (2009: 150), kebudayaan memiliki tiga wujud, antara lain:
1.      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya.
2.      Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud bahasa dalam perilaku erat kaitannya dengan bahasa sebagai alat komunkasi yang digunakan untuk berinteraksi, bekerja sama dan mengidentifikasikan diri dalam suatu masyarakat. Adapun wujud bahasa dalam prilaku diantaranya meliputi:
  1. Sebagai alat komunikasi 
Bahasa sebagai alat komunikasi yaitu sarana penyampaian informasi kepada orang lain secara lisan maupun tulisan mengenai apapun yang ingin kita sampaikan agar orang dapat mengerti maksud dan tujuan yang kita inginkan tampa menghindari tata bahasa yang sudah ada.
  1. Sebagai bentuk informasi
Sebagai informasi adalah fungsi bahasa untuk memberitahukan atau menginformasikan berita atau sesuatu dari seseorang kepada orang lain, seseorang klepada masyarakat bahkan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Berita, pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa ataupun elektronik merupakan wujud fungsi bahasa sebagai informasi.
  1. Sebagai bentuk ekspresi
Sebagai ekspresi bahasa merupakan alat untuk menyampaikan ide-ide,  gagasan,  perasaan, dan emosi seseorang. Bahasa sebagai alat mengekpresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi, dan untuk menarik perhatian orang lain.
  1. Sebagai bentuk adaptasi dan integrasi
Dalam bentuk adaptasi dan integrasi ini bahasa berfungsi untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat dapat belajar adat istiadat,kebudayaan, pola hidup, prilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka menyesuaikan diri dengan semua ketentuan yang berlaku dalam masyarakat melalui bahasa.  Kalau seseorang mudah beradaptasi dengan masyarakat di sekelilingnya, ia akan mudah membaurkan (integrasi) diri dengan kehidupan masyarakat tersebut. Dengan bahasa manusia dapat saling bertukar pengalaman dan menjadi bagian dari pengalaman itu. Mereka memanfaatkan pengalaman itu untuk kehidupannya. Dengan demikian mereka merasa saling terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya. Bahasa menjadi alat integrasi (pembauran) bagi tiap manusia dengan maasyarakatnya.
  1. Sebagai bentuk kontrol sosial
Sebagai kontrol sosial adalah fungsi bahasa untuk mempengaruhi sikap dan meyakinkan orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula. Sebagai contoh pendapat seorang tokoh masyarakat akan didengar dan ditanggapi dengan tepat apabila ia dapat menggunakan bahsa yang komunikatif dan persuasif. Kegagalannya dalam mennggunakan bahasa akan menghambat pula usahanya dalam mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Dengan bahasa seseorang dapat mengembangkan keperibadian dan nilai-nilai sosial pada tingkat yang lebih berkualitas


Setiap masyarakat pasti mempunyai kebudayaan, dan pasti pula mempunyai bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Bahasa sebagai alat komunikasi antar individu. Dalam interaksinya itu bahasa sangat memegang peranan penting dalam perkembangan kebudayaan. Telah diketahui bahwa bahasa merupakan salah satu aspek kebudayaan. Kedudukan bahasa itu sangat penting sebab dengan bahasa inilah kebudayaan disampaikan oleh generasi ke generasi. Misalnya adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berkembang dari bahasa melayu yang timbulnya berlangsung perlahan-lahan, secara terus menerus. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia beraneka ragam, sesuai dengan bahasa daerahnya sendiri. Bahasa Indonesia sebagai hasil kebudayaan selalu mengalami perubahan, dan selalu mendapat pengaruh dari bahasa daerah tadi. Secara praktis pengertian bahasa dalam kehidupan masyarakat tidak hanya berupa rangkaian kata-kata, susunan kalimat, tata bahasa, melainkan mencakup pula ungkapan, konsep pribadi, nilai, pembakuan dan norma yang hidup dalam masyarakat bersangkutan. Pelaksanaan pendidikan, penerangan, dan penyuluhan berlangsung melalui media bahasa. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam berbudaya. Dengan bahasa maka sekelompok masyarakat dapat berkomunikasi dengan kelompok masyarakat lain. Selain itu bahasa dapat pula dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan kebudayaan. Bahasa dapat juga dijadikan identitas dari sekelompok masyarakat (negara). Ke dalam bahasa ini masuk pula seni sastra, seni drama sebagai realisasi bahasa sebagai salah satu asfek kebudayaan. Dalam kehidupan di masyarakat, bahasa menjadi media utama terjadinya asimilasi dan difusi unsur-unsur kebudayaan akibat kemampuan dan keampuhan bahasa, interaksi sosial bertambah lancar dan luas. Telah disadari bahwa bahasa itu ciri suatu bangsa. Ungkapan itu memiliki atau merupakan konsep yang sangat luas. Artinya tidak hanya mengungkapkan bahwa tiap bangsa memiliki bahasanya masing-masing melainkan juga mengungkapkan kualitas individu dan intelektual dari bahasa yang bersangkutan. Bahasa selain sebagai alat kemajuan bangsa juga mencerminkan kemajuan masyarakat. Faktor bahasa harus difahami benar-benar, terutama bahasa dalam masyarakat. Untuk dapat berintegrasi dalam masyarakat, diharuskan menguasai bahasa masyarakat yang bersangkuatan. Dengan kata lain, bahasa yang menjadi media komunikasi dan informasi dapat digunakan untuk mencapai tujuan, mengembangkan, dan memajukan masyarakat dengan lingkungannya. Bahasa dapat dijadikan kunci dalam segala bidang, baik ilmu pengetahuan, kebudayaan, ataupun kemasyarakatan. Dengan adanya bahasa itu manusia dapat berfikir ke hal-hal yang lebih maju demi meningkatkan dan mempertahankan diri dalam kehidupannya. 

CONTOH UNSUR INTRINSIK DAN SINOPSIS SALAH SATU JUDUL KARYA SASTRA

RUSA DAN KURA-KURA
Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan kemampuan hewan lain.
Di suatu pagi, si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"Aku sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!"
Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!"
Si kura-kura tidak bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-kuatnya.
Ketika si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kura-kura dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si Rusa menyangka si kura-kura telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura.
Si kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa setelah beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk menendang."
Si rusa hanya memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap kemampuanmu untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!"
Si kura-kura bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika itu si rusa yang sombong itu pun mati.
Unsur Intrinsik & Sinopsis:
A.    Unsur Intrinsik
a.      Tema        :
Kesombongan seekor rusa terhadap kura-kura yang cerdik
b.      Tokoh dan Penokohan
1)      Rusa          : Sombong dan pemarah
2)      Kura-kura  : Cerdik namun pendendam
c.       Alur
Alur yang digunakan pada cerita diatas adalah Alur maju
1)      Perkenalan             : Rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja.
2)      Penanjakkan          : Si rusa bertanya kepada kura-kura dan ketika kura-kura menjawab pertanyaannya, si rusa marah kepada kura-kura
3)      Klimaks                 : Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki.
4)      Anti klimaks          : Si kura-kura membalas perbuatan si rusa
5)      Penyelesaian          : Si rusa mati akibat pembalasan yang dilakukan oleh si kura-kura
d.      Setting (Latar)
1)      Tempat      : Di pinggir danau
2)      Waktu       : Pagi hari
3)      Suasana     : Tegang (saat si rusa bertengkar dengan si kura-kura kemudian si rusa menendang kura-kura)
e.       Sudut Pandang Pengarang
Cerita diatas menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena si penulis menjadi si pencerita, bukan menjadi tokoh yang terlibat.
f.       Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada cerita diatas adalah gaya bahasa resmi.
g.      Amanat
Jangan sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. Kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.”

B.     Sinopsis


Ada seekor rusa yang sangat sombong dan selalu meremehkan kemampuan hewan lainnya. Disuatu pagi, rusa tersebut bertemu dengan seekor kura-kura yang sedang berada di pinggir danau. Si rusa bertanya kepada si kura-kura karena si kura-kura sedang mondar-mandir di pinggir danau. Namun setelah mendengar jawaban si kura-kura, si rusa malah memarahi si kura-kura dan mengancam akan menendangnya. Namun si kura-kura menantangi si rusa. Karena si kura-kura menantang si rusa akhirnya si rusa menendang si kura-kura. Si kura-kura memiliki sifat yang cerdik sehingga dia tidak terkena oleh tendangan si rusa. Setelah itu si rusa semakin kesal kepada si kura-kura karena tidak berhasil ditendangnya. Kemudian si rusa menginjak tempurung si kura-kura sehingga si kura-kura terbenam di dalam tanah. Selama seminggu si kura-kura berusaha mengeluarkan tubuhnya hingga akhirnya keluar dari tanah tersebut. Si kura-kura dendam terhadap si rusa sehingga kura-kura mencari si rusa. Si kura-kura menggelindingkan badannya dan mengenai hidung si rusa hingga rusa tersebut mati.

MIND MAPPING MANUSIA DAN KESUSASTRAAN

Rabu, 26 Oktober 2016


PERIODISASI SENI DI DUNIA



1.      Periodisasi Seni Rupa
Periodisasi seni rupa di dunia dibagi menjadi tiga periode waktu, yaitu:
(1)   ZAMAN PRASEJARAH
Zaman Prasejarah merujuk pada periode eksistensi manusia sebelum munculnya tulisan.
Peninggalan  karya seni rupa pada zaman ini sering ditemukan pada dinding, atau langit-langit dalam gua.
Ciri-ciri umum karya seni zaman prasejarah yaitu :
ü  Karya seni yang dihasilkan bertujuan memenuhi kebutuhan dan mempermudah pekerjaan (berburu atau bercocok tanam)
ü  Karya seni digunakan untuk kegiatan sakral
ü  Bentuk karya seni terkesan misteri / penuh rahasia, magis, dan makna lambang.
  

Contoh karya seni rupa dari zaman prasejarah adalah lukisan binatang bison pada dinding gua Aktanira di Spanyol Utara









(1)   ZAMAN KLASIK
Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan.Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah yaitu kepercayaan pada roh berkembang pesat menjadikepercayaan kepada Dewa pada zaman klasik.
Perkembangan ini berdampak pada karya seni rupa yang dihasilkan merupakan perwujudan dewadewi.Perkembangan ini terjadi di seluruh dunia sejalan dengan perkembangan agama.
Ø  Seni lukis pada zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan :
1.Mistisme (sebagai perwujudan dari kepercayaan)
2.Propaganda (atau menyebarkan faham tertentu)
Ø  Selain seni lukis, pada zaman klasik juga dihasilkan banyak seni patung, misalnya :
1. Patung dewa dewi di Yunani
2. Piramida di Mesir



Hasil gambar untuk contoh seni rupa zaman klasik












(3)  ZAMAN MODERN
Seni rupa zaman modern merupakan istilah yang diberikan untuk sebagian besat benda artistik yang yang berasal dari abad ke 19 sampai dengan tahun 1970 an. Seni rupa modern mengacu pada pendekatan baru terhadap seni yang menekankan emosi, tema, dan beragam hal abstrak lainnya. Seniman berekperimen dengan cara melihat yang baru, dengan ide-ide segar akan materi dan fungsi seni.
Contoh:

Hasil gambar untuk contoh seni rupa zaman modern








1.      Periodisasi Seni Musik
Periodisasi musik di dunia dibagi menjadi 6 zaman:
1)      Zaman abad pertengahan
perkembangan Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan.
Pelopor Musik pada Zaman Pertengahan adalah :
1. Gullanme Dufay dari Prancis.
2. Adam de la halle dari Jerman.

2)      Zaman Renaissance
Pada zaman ini alat musik Piano dan Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai oloeh para penyanyinya.

Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :
1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari Italia.
2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.
3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643) dari Venesia.
4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687) dari Prancis.

3)      Zaman Barok dan Rokoko
Kemajuan musik pada zaman pertengahan ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya adalah aliran Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya pemakaian Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat.
Komponis-komponis pada Zaman Barok dan Rokoko :

A. Johan Sebastian Bach
Hasil karyanya yang amat indah dan terkenal:
1. St. Mathew Passion.
2. Misa dalam b minor.
3. 13 buah konser piano dengan orkes
4. 6 buah Konserto Brandenburg

B. George Fredrick Haendel
Hasil ciptaannya yang terkenal adalah ;
1. Messiah, yang merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal.
2. Water Musik (Musik Air).
3. Fire Work Music (Musik Petasan).

4)      Zaman Klasik
Ciri-ciri Zaman musik Klasik:

a. Penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.
b. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).
c. Pemakaian Ornamentik dibatasi
     d. Penggunaan Accodr 3 nada

      Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain :

1. Frans Joseph Haydn (1732 – 1809),
Karya ciptaannya yaitu : Sonata Piano, 87 buah kuartet, 24 buah opera, 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah The Surprisse Sympony.

2. Wolfgang Amandeus Mozart (1756 – 1791)
Hasil karyanya adalah : Requiem Mars, 40 buah Simfony, Opera Don Geovani, Kuintet Biola Alto, Konserto Piano..

5)      Zaman Romantik
Komponis-komponis pada Zaman romantic adalah :

a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.
b. Franz Peter Schubert dari Wina.
c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia
d. Robert Alexander Schumann dari jerman.
e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.

6)      Zaman Modern
Komponis-komponis pada Zaman Modern :

1. Claude Achille Debussy dari Prancis
2. Bella Bartok dari Honggaria.
3. Maurice Ravel dari Prancis.
4. Igor Fedorovinsky dari Rusia
5. Edward Benyamin Britten dari Inggris.

2.      Periodisasi Seni Teater
1. Teater Yunani Klasik
Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 Tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut Amphiteater.
2. Teater Romawi Klasik
Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani.
3. Teater Abad Pertengahan


Dalam tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama - drama dibuat berdasarkan cerita - cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta, yang disebut pegeant, dan ditarik keliling kota.
4. Teater Reanissance
Abad 17 memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kebudayaan Barat. Sejarah abad 15 dan 16 ditentukan oleh penemuan - penemuan penting yaitu mesin, kompas dan mesin cetak. Semangat baru muncul untuk menyelidiki kebudayaan Yunani dan Romawi klasik. Semangat ini disebut semangat Reanissance yang berasal dari kata renaitre yang berarti kelahiran kembali manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru. Gerakan yang menyelidiki semangat ini disebut gerakan Humanisme.
5.Teater Zaman Elizabeth
Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah:
Ø  Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat.
Ø  Tempat adegan ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
Ø  Tokoh wanita dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
Ø  Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
Ø  Menggunakan naskah lakon.
Ø  Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan.
                        6. Teater abad ke- 17 di Spanyol dan Perancis
Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira - kira tahun 1400 maka drama dijadikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama  berkembang di Spanyol.Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama

7. Teater Restorasi di Inggris
Zaman restorasi adalah zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater.  Segala bentuk teater dilarang.Namun setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali teater.

8. Teater Abad ke- 18
Di abad ke 17, teater Italia memiliki struktur - struktur bangunan dan panggung - panggung arsitektural. Panggung-panggung itu dihiasi  setting-setting perspektif yang dilukis. Letak panggung dipisahkan dengan  auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak terdapat pemain wanita dalam pementasan teater mereka.


Tradisi tersebut berlangsung sampai kira - kira 1587. Di abad ke 17, perusahaan - perusahaan seni peran Perancis dan Inggris mulai menambahkan wanita ke dalam rombongan - rombongan pertunjukan mereka. Di Amerika, teater kolonial baru mulai muncul. Mereka menggunakan sandiwara - sandiwara dan aktor - aktor Inggris. Abad ke 18 adalah masa agung pertama teater untuk kaum bangsawan.

9. Teater Awal Abad ke- 19
Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850 karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Perancis. Revolusi perancis yang berhasil mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat Perancis menghadirkan gerakan baru di dunia teater yang mendorong terciptanya formula penulisan tema dan penokohan dalam naskah lakon
10. Teater Abad ke- 19 dan Realisme
Banyak perubahan  terjadi di Eropa  pada abad ke 19. karena  Revolusi Industri. Orang-orang berkelas  pindah ke kota dan teater pun  mulai berubah. Bentuk - bentuk baru teater diciptakan untuk pekerja industri seperti Vaudeville (aksi - aksi seperti rutinitas lagu dan tari), Berlesque (karya - karya drama yang membuat subyek nampak menggelikan), dan melodrama (melebih - lebihkan karakter dalam konflik pahlawan vs penjahat). Sandiwara - sandiwara romantis dan kebangkitan klasik dimainkan di  gedung teater - teater yang megah pada masa itu.  Amerika Serikat masih mengandalkan gaya teater dan lakon Eropa. Di tahun 1820, lilin-lilin dan lampu-lampu minyak digantikan oleh lampu - lampu gas di gedung - gedung teater abad 19. Gedung Teater Savoy di London (1881)  yang mementaskan drama - drama Shakespeare adalah gedung teater  pertama  yang panggungnya diterangi lampu  listrik.

11. Teater Abad ke- 20
Teater telah berubah selama berabad - abad. Gedung - gedung pertunjukan modern memiliki efek - efek khusus dan teknologi  baru. Orang datang ke gedung pertunjukan tidak hanya untuk menyaksikan teater melainkan juga untuk menikmati musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal - hal  baru. Rancangan - rancangan panggung termasuk pengaturan panggung arena, atau yang kita sebut saat ini, Teater di tengah - tengah Gedung.  Dewasa ini, beberapa cara untuk mengekspresikan karakter - karakter berbeda dalam pertunjukan - pertunjukan (disamping nada suara) dapat melalui musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya - gaya pertunjukan realistis dan eksperimental ditemukan dalam teater Amerika saat ini.