MIND MAPPING MANUSIA DAN PENDERITAAN
Sabtu, 12 November 2016
Diposting oleh
Unknown
di
23.00
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

SISTEM BAHASA SEBAGAI UNSUR KEBUDAYAAN
SISTEM
BAHASA SEBAGAI UNSUR KEBUDAYAAN
Dalam
kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan komunikasi untuk dapat
berinteraksi. Bahasa adalah salah satunya, bahasa sebagai alat komunikasi
berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat
menyatukan berbagai ide atau gagasan
Bahasa
adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan
kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran kolektif dan semua
hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Bahasa dikatakan aktif karena bahasa
terus berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya
tersebut, bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan
kebudayaan masyarakat.
Bahasa
menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia, karena Bahasa
merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada
generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.
Bahasa
sebagai salah satu unsur budaya tentunya memiliki hubungan dengan wujud budaya.
Menurut Koentjaraningrat (2009: 150), kebudayaan memiliki tiga wujud, antara
lain:
1.
Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan,
dan sebagainya.
2.
Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
3.
Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud bahasa dalam perilaku erat
kaitannya dengan bahasa sebagai alat komunkasi yang digunakan untuk
berinteraksi, bekerja sama dan mengidentifikasikan diri dalam suatu masyarakat.
Adapun wujud bahasa dalam prilaku diantaranya meliputi:
- Sebagai
alat komunikasi
Bahasa sebagai
alat komunikasi yaitu sarana penyampaian informasi kepada orang lain secara
lisan maupun tulisan mengenai apapun yang ingin kita sampaikan agar orang dapat
mengerti maksud dan tujuan yang kita inginkan tampa menghindari tata bahasa
yang sudah ada.
- Sebagai
bentuk informasi
Sebagai
informasi adalah fungsi bahasa untuk memberitahukan atau menginformasikan
berita atau sesuatu dari seseorang kepada orang lain, seseorang klepada
masyarakat bahkan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Berita,
pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa
ataupun elektronik merupakan wujud fungsi bahasa sebagai informasi.
- Sebagai
bentuk ekspresi
Sebagai ekspresi
bahasa merupakan alat untuk menyampaikan ide-ide, gagasan,
perasaan, dan emosi seseorang. Bahasa sebagai alat mengekpresikan diri ini
dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan
diri dari tekanan emosi, dan untuk menarik perhatian orang lain.
- Sebagai
bentuk adaptasi dan integrasi
Dalam bentuk
adaptasi dan integrasi ini bahasa berfungsi untuk menyesuaikan dan membaurkan
diri dengan masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat dapat belajar
adat istiadat,kebudayaan, pola hidup, prilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka
menyesuaikan diri dengan semua ketentuan yang berlaku dalam masyarakat melalui
bahasa. Kalau seseorang mudah beradaptasi dengan masyarakat di
sekelilingnya, ia akan mudah membaurkan (integrasi) diri dengan kehidupan
masyarakat tersebut. Dengan bahasa manusia dapat saling bertukar pengalaman dan
menjadi bagian dari pengalaman itu. Mereka memanfaatkan pengalaman itu untuk
kehidupannya. Dengan demikian mereka merasa saling terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya. Bahasa menjadi alat integrasi (pembauran) bagi tiap
manusia dengan maasyarakatnya.
- Sebagai
bentuk kontrol sosial
Sebagai kontrol
sosial adalah fungsi bahasa untuk mempengaruhi sikap dan meyakinkan orang lain.
Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan sosial akan
berlangsung dengan baik pula. Sebagai contoh pendapat seorang tokoh masyarakat
akan didengar dan ditanggapi dengan tepat apabila ia dapat menggunakan bahsa
yang komunikatif dan persuasif. Kegagalannya dalam mennggunakan bahasa akan
menghambat pula usahanya dalam mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Dengan bahasa seseorang dapat mengembangkan keperibadian dan nilai-nilai sosial
pada tingkat yang lebih berkualitas
Setiap
masyarakat pasti mempunyai kebudayaan, dan pasti pula mempunyai bahasa, baik
bahasa lisan maupun tulisan. Bahasa sebagai alat komunikasi antar individu.
Dalam interaksinya itu bahasa sangat memegang peranan penting dalam perkembangan
kebudayaan. Telah diketahui bahwa bahasa merupakan salah satu aspek kebudayaan.
Kedudukan bahasa itu sangat penting sebab dengan bahasa inilah kebudayaan
disampaikan oleh generasi ke generasi. Misalnya adalah bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia berkembang dari bahasa melayu yang timbulnya berlangsung
perlahan-lahan, secara terus menerus. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat
Indonesia beraneka ragam, sesuai dengan bahasa daerahnya sendiri. Bahasa
Indonesia sebagai hasil kebudayaan selalu mengalami perubahan, dan selalu
mendapat pengaruh dari bahasa daerah tadi. Secara praktis pengertian bahasa
dalam kehidupan masyarakat tidak hanya berupa rangkaian kata-kata, susunan
kalimat, tata bahasa, melainkan mencakup pula ungkapan, konsep pribadi, nilai, pembakuan
dan norma yang hidup dalam masyarakat bersangkutan. Pelaksanaan pendidikan,
penerangan, dan penyuluhan berlangsung melalui media bahasa. Bahasa merupakan
komponen terpenting dalam berbudaya. Dengan bahasa maka sekelompok masyarakat
dapat berkomunikasi dengan kelompok masyarakat lain. Selain itu bahasa dapat
pula dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan kebudayaan. Bahasa dapat juga
dijadikan identitas dari sekelompok masyarakat (negara). Ke dalam bahasa ini
masuk pula seni sastra, seni drama sebagai realisasi bahasa sebagai salah satu
asfek kebudayaan. Dalam kehidupan di masyarakat, bahasa menjadi media utama
terjadinya asimilasi dan difusi unsur-unsur kebudayaan akibat kemampuan dan
keampuhan bahasa, interaksi sosial bertambah lancar dan luas. Telah disadari
bahwa bahasa itu ciri suatu bangsa. Ungkapan itu memiliki atau merupakan konsep
yang sangat luas. Artinya tidak hanya mengungkapkan bahwa tiap bangsa memiliki
bahasanya masing-masing melainkan juga mengungkapkan kualitas individu dan
intelektual dari bahasa yang bersangkutan. Bahasa selain sebagai alat kemajuan
bangsa juga mencerminkan kemajuan masyarakat. Faktor bahasa harus difahami
benar-benar, terutama bahasa dalam masyarakat. Untuk dapat berintegrasi dalam
masyarakat, diharuskan menguasai bahasa masyarakat yang bersangkuatan. Dengan
kata lain, bahasa yang menjadi media komunikasi dan informasi dapat digunakan
untuk mencapai tujuan, mengembangkan, dan memajukan masyarakat dengan
lingkungannya. Bahasa dapat dijadikan kunci dalam segala bidang, baik ilmu
pengetahuan, kebudayaan, ataupun kemasyarakatan. Dengan adanya bahasa itu
manusia dapat berfikir ke hal-hal yang lebih maju demi meningkatkan dan
mempertahankan diri dalam kehidupannya.
Diposting oleh
Unknown
di
22.58
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

CONTOH UNSUR INTRINSIK DAN SINOPSIS SALAH SATU JUDUL KARYA SASTRA
RUSA
DAN KURA-KURA
Hiduplah seekor
rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan
kemampuan hewan lain.
Di suatu pagi,
si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang
terlihat hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau
lakukan di sini?"
"Aku sedang
mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si rusa
tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau,
hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari
sumber penghidupan!"
Si kura-kura
berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan
menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang
untuk mengadu kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat
marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar
si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah
sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!"
Si kura-kura
tidak bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau
akan jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si rusa kian
marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia
berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya
sekuat-kuatnya.
Ketika si rusa
mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam
tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah
mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si
kura-kura dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si
Rusa menyangka si kura-kura telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura.
Si kura-kura
berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura
akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si
rusa setelah beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk
menendang."
Si rusa hanya
memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap kemampuanmu
untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!"
Si kura-kura
bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan
tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya
hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu
kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika
itu si rusa yang sombong itu pun mati.
Unsur
Intrinsik & Sinopsis:
A. Unsur Intrinsik
a.
Tema :
Kesombongan seekor rusa terhadap kura-kura
yang cerdik
b.
Tokoh
dan Penokohan
1) Rusa : Sombong dan pemarah
2) Kura-kura : Cerdik namun pendendam
c.
Alur
Alur yang digunakan pada cerita diatas
adalah Alur maju
1) Perkenalan : Rusa berjalan-jalan di pinggir
danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja.
2) Penanjakkan : Si rusa bertanya kepada kura-kura
dan ketika kura-kura menjawab pertanyaannya, si rusa marah kepada kura-kura
3) Klimaks : Si kura-kura berusaha
menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak
tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu
kekuatan betis kaki.
4) Anti
klimaks : Si kura-kura membalas
perbuatan si rusa
5) Penyelesaian : Si rusa mati akibat pembalasan yang
dilakukan oleh si kura-kura
d.
Setting
(Latar)
1) Tempat : Di pinggir danau
2) Waktu : Pagi hari
3) Suasana : Tegang (saat si rusa bertengkar dengan si
kura-kura kemudian si rusa menendang kura-kura)
e.
Sudut
Pandang Pengarang
Cerita diatas menggunakan sudut pandang
orang ketiga, karena si penulis menjadi si pencerita, bukan menjadi tokoh yang
terlibat.
f.
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada cerita
diatas adalah gaya bahasa resmi.
g.
Amanat
“Jangan sombong dan meremehkan
kemampuan orang lain. Kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian dan
penyesalan di kemudian hari.”
B. Sinopsis
Ada seekor rusa yang sangat sombong dan selalu
meremehkan kemampuan hewan lainnya. Disuatu pagi, rusa tersebut bertemu dengan
seekor kura-kura yang sedang berada di pinggir danau. Si rusa bertanya kepada
si kura-kura karena si kura-kura sedang mondar-mandir
di pinggir danau. Namun setelah mendengar jawaban si kura-kura, si rusa
malah memarahi si kura-kura dan mengancam akan menendangnya. Namun si kura-kura
menantangi si rusa. Karena si kura-kura menantang si rusa akhirnya si rusa
menendang si kura-kura. Si kura-kura memiliki sifat yang cerdik sehingga dia
tidak terkena oleh tendangan si rusa. Setelah itu si rusa semakin kesal kepada
si kura-kura karena tidak berhasil ditendangnya. Kemudian si rusa menginjak
tempurung si kura-kura sehingga si kura-kura terbenam di dalam tanah. Selama seminggu
si kura-kura berusaha mengeluarkan tubuhnya hingga akhirnya keluar dari tanah
tersebut. Si kura-kura dendam terhadap si rusa sehingga kura-kura mencari si
rusa. Si kura-kura menggelindingkan badannya dan mengenai hidung si rusa hingga
rusa tersebut mati.
Diposting oleh
Unknown
di
22.56
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

MIND MAPPING MANUSIA DAN KESUSASTRAAN
Rabu, 26 Oktober 2016
Diposting oleh
Unknown
di
08.29
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

PERIODISASI SENI DI DUNIA
1. Periodisasi
Seni Rupa
Periodisasi seni rupa di
dunia dibagi menjadi tiga periode waktu, yaitu:
(1)
ZAMAN
PRASEJARAH
Zaman Prasejarah merujuk pada periode eksistensi manusia sebelum munculnya tulisan.
Peninggalan karya seni rupa pada zaman ini sering ditemukan pada dinding, atau langit-langit dalam gua.
Ciri-ciri umum karya seni zaman prasejarah yaitu :
ü
Karya seni yang dihasilkan bertujuan memenuhi kebutuhan dan mempermudah pekerjaan (berburu atau
bercocok tanam)
ü
Karya seni digunakan untuk kegiatan sakral
ü
Bentuk karya seni terkesan misteri / penuh rahasia, magis, dan makna lambang.
Contoh karya
seni rupa dari zaman prasejarah adalah lukisan binatang bison pada dinding gua
Aktanira di Spanyol Utara

(1) ZAMAN KLASIK
Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan.Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah yaitu kepercayaan pada roh berkembang pesat menjadikepercayaan kepada Dewa pada zaman klasik.
Perkembangan ini berdampak pada karya seni rupa yang dihasilkan merupakan perwujudan dewadewi.Perkembangan ini terjadi di seluruh dunia sejalan dengan perkembangan agama.
Ø
Seni lukis pada zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan :
1.Mistisme (sebagai perwujudan dari kepercayaan)
2.Propaganda
(atau menyebarkan faham tertentu)
Ø
Selain seni lukis, pada zaman klasik juga dihasilkan banyak seni patung, misalnya :
1. Patung dewa dewi di Yunani
2. Piramida di Mesir

(3) ZAMAN MODERN
Seni rupa zaman modern merupakan istilah yang
diberikan untuk sebagian besat benda artistik yang yang berasal dari abad ke 19
sampai dengan tahun 1970 an. Seni rupa modern mengacu pada pendekatan baru
terhadap seni yang menekankan emosi, tema, dan beragam hal abstrak lainnya.
Seniman berekperimen dengan cara melihat yang baru, dengan ide-ide segar akan materi
dan fungsi seni.
Contoh:
1. Periodisasi
Seni Musik
Periodisasi musik di dunia dibagi menjadi 6 zaman:
1)
Zaman abad pertengahan
perkembangan
Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang
semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang,
termasuk dalam kebudayaan.
Pelopor Musik pada
Zaman Pertengahan adalah :
1. Gullanme Dufay
dari Prancis.
2. Adam de la halle
dari Jerman.
2) Zaman
Renaissance
Pada zaman ini alat musik Piano dan
Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence
berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai
oloeh para penyanyinya.
Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :
1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari
Italia.
2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.
3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643)
dari Venesia.
4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687)
dari Prancis.
3) Zaman
Barok dan Rokoko
Kemajuan musik pada zaman pertengahan
ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya adalah aliran
Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya pemakaian
Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai
Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada
musik Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat.
Komponis-komponis pada Zaman Barok dan
Rokoko :
A. Johan Sebastian Bach
Hasil karyanya yang amat indah dan
terkenal:
1. St. Mathew
Passion.
2. Misa dalam b minor.
3. 13 buah konser piano dengan orkes
4. 6 buah Konserto Brandenburg
B. George Fredrick Haendel
Hasil ciptaannya yang terkenal adalah ;
1. Messiah, yang merupakan Oratorio
(nama sejenis musik) yang terkenal.
2. Water Musik (Musik Air).
3. Fire Work Music (Musik Petasan).
4) Zaman
Klasik
Ciri-ciri Zaman musik Klasik:
a. Penggunaan dinamika dari Keras
menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.
b. Perubahan tempo dengan accelerando
(semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).
c. Pemakaian Ornamentik dibatasi
d. Penggunaan Accodr 3 nada
Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain :
1. Frans Joseph
Haydn (1732 – 1809),
Karya ciptaannya yaitu : Sonata Piano,
87 buah kuartet, 24 buah opera, 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah
The Surprisse Sympony.
2. Wolfgang Amandeus
Mozart (1756 – 1791)
Hasil karyanya adalah : Requiem Mars,
40 buah Simfony, Opera Don Geovani, Kuintet Biola Alto, Konserto Piano..
5) Zaman
Romantik
Komponis-komponis pada Zaman romantic
adalah :
a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.
b. Franz Peter Schubert dari Wina.
c. Francois Fredrick Chopin dari
Polandia
d. Robert Alexander Schumann dari
jerman.
e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.
6) Zaman
Modern
Komponis-komponis pada Zaman Modern :
1. Claude Achille Debussy dari Prancis
2. Bella Bartok dari Honggaria.
3. Maurice Ravel dari Prancis.
4. Igor Fedorovinsky dari Rusia
5. Edward Benyamin
Britten dari Inggris.
2.
Periodisasi
Seni Teater
1. Teater Yunani Klasik
Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen
dibangun sekitar 2300 Tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam
bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan
berundak-undak yang disebut Amphiteater.
2.
Teater Romawi Klasik
Pertunjukan
ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan
hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya
terdapat unsur pemanggungan teater Yunani.
3. Teater Abad Pertengahan
Dalam tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa
mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama - drama
dibuat berdasarkan cerita - cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta,
yang disebut pegeant, dan ditarik keliling kota.
4. Teater Reanissance
Abad 17 memberi sumbangan yang sangat berarti bagi
kebudayaan Barat. Sejarah abad 15 dan 16 ditentukan oleh penemuan - penemuan
penting yaitu mesin, kompas dan mesin cetak. Semangat baru muncul untuk
menyelidiki kebudayaan Yunani dan Romawi klasik. Semangat ini disebut semangat
Reanissance yang berasal dari kata renaitre yang berarti kelahiran kembali
manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru. Gerakan yang menyelidiki
semangat ini disebut gerakan Humanisme.
5.Teater Zaman Elizabeth
Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah:
Ø Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan
tidak mengenal waktu istirahat.
Ø Tempat adegan ditandai dengan ucapan
dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
Ø Tokoh wanita dimainkan oleh pemain
anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
Ø Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan
diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
Ø Menggunakan naskah lakon.
Ø Corak pertunjukannya merupakan perpaduan
antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang
keklasik-klasikan.
6. Teater abad ke- 17 di
Spanyol dan Perancis
Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara
dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab
dapat diusir dari Spanyol kira - kira tahun 1400 maka drama dijadikan salah
satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang
sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama berkembang di
Spanyol.Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama
7. Teater Restorasi di Inggris
Zaman restorasi adalah zaman kebangkitan kembali
kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan
teater. Segala bentuk teater dilarang.Namun setelah Charles II berkuasa
kembali, ia menghidupkan kembali teater.
8. Teater Abad ke- 18
Di abad ke 17, teater Italia memiliki struktur -
struktur bangunan dan panggung - panggung arsitektural. Panggung-panggung itu
dihiasi setting-setting perspektif yang dilukis. Letak panggung
dipisahkan dengan auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan
Spanyol, tidak terdapat pemain wanita dalam pementasan teater mereka.
Tradisi tersebut berlangsung sampai kira - kira 1587.
Di abad ke 17, perusahaan - perusahaan seni peran Perancis dan Inggris mulai
menambahkan wanita ke dalam rombongan - rombongan pertunjukan mereka. Di
Amerika, teater kolonial baru mulai muncul. Mereka menggunakan sandiwara -
sandiwara dan aktor - aktor Inggris. Abad ke 18 adalah masa agung pertama
teater untuk kaum bangsawan.
9. Teater Awal Abad ke- 19
Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850
karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Perancis.
Revolusi perancis yang berhasil mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat
Perancis menghadirkan gerakan baru di dunia teater yang mendorong terciptanya
formula penulisan tema dan penokohan dalam naskah lakon
10. Teater Abad ke- 19 dan Realisme
Banyak perubahan terjadi di Eropa pada
abad ke 19. karena Revolusi Industri. Orang-orang berkelas pindah
ke kota dan teater pun mulai berubah. Bentuk - bentuk baru teater
diciptakan untuk pekerja industri seperti Vaudeville (aksi - aksi seperti
rutinitas lagu dan tari), Berlesque (karya - karya drama yang membuat subyek
nampak menggelikan), dan melodrama (melebih - lebihkan karakter dalam konflik
pahlawan vs penjahat). Sandiwara - sandiwara romantis dan kebangkitan klasik
dimainkan di gedung teater - teater yang megah pada masa itu.
Amerika Serikat masih mengandalkan gaya teater dan lakon Eropa. Di tahun
1820, lilin-lilin dan lampu-lampu minyak digantikan oleh lampu - lampu gas di
gedung - gedung teater abad 19. Gedung Teater Savoy di London (1881) yang
mementaskan drama - drama Shakespeare adalah gedung teater pertama
yang panggungnya diterangi lampu listrik.
11. Teater Abad ke- 20
Teater telah berubah selama berabad - abad. Gedung -
gedung pertunjukan modern memiliki efek - efek khusus dan teknologi baru.
Orang datang ke gedung pertunjukan tidak hanya untuk menyaksikan teater
melainkan juga untuk menikmati musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal
- hal baru. Rancangan - rancangan panggung termasuk pengaturan panggung
arena, atau yang kita sebut saat ini, Teater di tengah - tengah Gedung.
Dewasa ini, beberapa cara untuk mengekspresikan karakter - karakter
berbeda dalam pertunjukan - pertunjukan (disamping nada suara) dapat melalui
musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya - gaya pertunjukan
realistis dan eksperimental ditemukan dalam teater Amerika saat ini.
Diposting oleh
Unknown
di
08.24
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Langganan:
Postingan (Atom)