1. Periodisasi
Seni Rupa
Periodisasi seni rupa di
dunia dibagi menjadi tiga periode waktu, yaitu:
(1)
ZAMAN
PRASEJARAH
Zaman Prasejarah merujuk pada periode eksistensi manusia sebelum munculnya tulisan.
Peninggalan karya seni rupa pada zaman ini sering ditemukan pada dinding, atau langit-langit dalam gua.
Ciri-ciri umum karya seni zaman prasejarah yaitu :
ü
Karya seni yang dihasilkan bertujuan memenuhi kebutuhan dan mempermudah pekerjaan (berburu atau
bercocok tanam)
ü
Karya seni digunakan untuk kegiatan sakral
ü
Bentuk karya seni terkesan misteri / penuh rahasia, magis, dan makna lambang.
Contoh karya
seni rupa dari zaman prasejarah adalah lukisan binatang bison pada dinding gua
Aktanira di Spanyol Utara

(1) ZAMAN KLASIK
Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan.Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah yaitu kepercayaan pada roh berkembang pesat menjadikepercayaan kepada Dewa pada zaman klasik.
Perkembangan ini berdampak pada karya seni rupa yang dihasilkan merupakan perwujudan dewadewi.Perkembangan ini terjadi di seluruh dunia sejalan dengan perkembangan agama.
Ø
Seni lukis pada zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan :
1.Mistisme (sebagai perwujudan dari kepercayaan)
2.Propaganda
(atau menyebarkan faham tertentu)
Ø
Selain seni lukis, pada zaman klasik juga dihasilkan banyak seni patung, misalnya :
1. Patung dewa dewi di Yunani
2. Piramida di Mesir

(3) ZAMAN MODERN
Seni rupa zaman modern merupakan istilah yang
diberikan untuk sebagian besat benda artistik yang yang berasal dari abad ke 19
sampai dengan tahun 1970 an. Seni rupa modern mengacu pada pendekatan baru
terhadap seni yang menekankan emosi, tema, dan beragam hal abstrak lainnya.
Seniman berekperimen dengan cara melihat yang baru, dengan ide-ide segar akan materi
dan fungsi seni.
Contoh:
1. Periodisasi
Seni Musik
Periodisasi musik di dunia dibagi menjadi 6 zaman:
1)
Zaman abad pertengahan
perkembangan
Musik pada Zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang
semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang,
termasuk dalam kebudayaan.
Pelopor Musik pada
Zaman Pertengahan adalah :
1. Gullanme Dufay
dari Prancis.
2. Adam de la halle
dari Jerman.
2) Zaman
Renaissance
Pada zaman ini alat musik Piano dan
Organ sudah dikenal, sehingga munculah musik Instrumental. Di kota Florence
berkembang seni Opera. Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai
oloeh para penyanyinya.
Komponis-komponis pada Zaman Renaisance diantaranya :
1. Giovanni Gabrieli (1557 – 1612) dari
Italia.
2. Galilei (1533 – 1591) dari Italia.
3. Claudio Monteverdi (1567 – 1643)
dari Venesia.
4. Jean Baptiste Lully (1632 – 1687)
dari Prancis.
3) Zaman
Barok dan Rokoko
Kemajuan musik pada zaman pertengahan
ditandai dengan munculnya aliran-aliran musik baru, diantaranya adalah aliran
Barok dan Rokoko. Kedua aliran ini hamper sama sifatnya, yaitu adanya pemakaian
Ornamentik (Hiasan Musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai
Ornamentik yang deserahkan pada Improvisasi spontan oleh pemain, sedangkan pada
musik Rokoko semua hiasan Ornamentik dicatat.
Komponis-komponis pada Zaman Barok dan
Rokoko :
A. Johan Sebastian Bach
Hasil karyanya yang amat indah dan
terkenal:
1. St. Mathew
Passion.
2. Misa dalam b minor.
3. 13 buah konser piano dengan orkes
4. 6 buah Konserto Brandenburg
B. George Fredrick Haendel
Hasil ciptaannya yang terkenal adalah ;
1. Messiah, yang merupakan Oratorio
(nama sejenis musik) yang terkenal.
2. Water Musik (Musik Air).
3. Fire Work Music (Musik Petasan).
4) Zaman
Klasik
Ciri-ciri Zaman musik Klasik:
a. Penggunaan dinamika dari Keras
menjadi Lembut, Crassendo dan Decrasscendo.
b. Perubahan tempo dengan accelerando
(semakin Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut).
c. Pemakaian Ornamentik dibatasi
d. Penggunaan Accodr 3 nada
Komponis-komponis pada Zaman Klasik antara lain :
1. Frans Joseph
Haydn (1732 – 1809),
Karya ciptaannya yaitu : Sonata Piano,
87 buah kuartet, 24 buah opera, 100 buah simfoni, yang paling terkenal adalah
The Surprisse Sympony.
2. Wolfgang Amandeus
Mozart (1756 – 1791)
Hasil karyanya adalah : Requiem Mars,
40 buah Simfony, Opera Don Geovani, Kuintet Biola Alto, Konserto Piano..
5) Zaman
Romantik
Komponis-komponis pada Zaman romantic
adalah :
a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.
b. Franz Peter Schubert dari Wina.
c. Francois Fredrick Chopin dari
Polandia
d. Robert Alexander Schumann dari
jerman.
e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.
6) Zaman
Modern
Komponis-komponis pada Zaman Modern :
1. Claude Achille Debussy dari Prancis
2. Bella Bartok dari Honggaria.
3. Maurice Ravel dari Prancis.
4. Igor Fedorovinsky dari Rusia
5. Edward Benyamin
Britten dari Inggris.
2.
Periodisasi
Seni Teater
1. Teater Yunani Klasik
Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen
dibangun sekitar 2300 Tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam
bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan
berundak-undak yang disebut Amphiteater.
2.
Teater Romawi Klasik
Pertunjukan
ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan
hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya
terdapat unsur pemanggungan teater Yunani.
3. Teater Abad Pertengahan
Dalam tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa
mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama - drama
dibuat berdasarkan cerita - cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta,
yang disebut pegeant, dan ditarik keliling kota.
4. Teater Reanissance
Abad 17 memberi sumbangan yang sangat berarti bagi
kebudayaan Barat. Sejarah abad 15 dan 16 ditentukan oleh penemuan - penemuan
penting yaitu mesin, kompas dan mesin cetak. Semangat baru muncul untuk
menyelidiki kebudayaan Yunani dan Romawi klasik. Semangat ini disebut semangat
Reanissance yang berasal dari kata renaitre yang berarti kelahiran kembali
manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru. Gerakan yang menyelidiki
semangat ini disebut gerakan Humanisme.
5.Teater Zaman Elizabeth
Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah:
Ø Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan
tidak mengenal waktu istirahat.
Ø Tempat adegan ditandai dengan ucapan
dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
Ø Tokoh wanita dimainkan oleh pemain
anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
Ø Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan
diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
Ø Menggunakan naskah lakon.
Ø Corak pertunjukannya merupakan perpaduan
antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang
keklasik-klasikan.
6. Teater abad ke- 17 di
Spanyol dan Perancis
Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara
dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab
dapat diusir dari Spanyol kira - kira tahun 1400 maka drama dijadikan salah
satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang
sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama berkembang di
Spanyol.Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama
7. Teater Restorasi di Inggris
Zaman restorasi adalah zaman kebangkitan kembali
kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan
teater. Segala bentuk teater dilarang.Namun setelah Charles II berkuasa
kembali, ia menghidupkan kembali teater.
8. Teater Abad ke- 18
Di abad ke 17, teater Italia memiliki struktur -
struktur bangunan dan panggung - panggung arsitektural. Panggung-panggung itu
dihiasi setting-setting perspektif yang dilukis. Letak panggung
dipisahkan dengan auditorium oleh lengkung prosenium. Di Inggris dan
Spanyol, tidak terdapat pemain wanita dalam pementasan teater mereka.
Tradisi tersebut berlangsung sampai kira - kira 1587.
Di abad ke 17, perusahaan - perusahaan seni peran Perancis dan Inggris mulai
menambahkan wanita ke dalam rombongan - rombongan pertunjukan mereka. Di
Amerika, teater kolonial baru mulai muncul. Mereka menggunakan sandiwara -
sandiwara dan aktor - aktor Inggris. Abad ke 18 adalah masa agung pertama
teater untuk kaum bangsawan.
9. Teater Awal Abad ke- 19
Drama Romantik berkembang antara tahun 1800-1850
karena memudarnya gagasan neoklasik dan terjadinya peristiwa revolusi Perancis.
Revolusi perancis yang berhasil mengubah struktur dan pola kehidupan rakyat
Perancis menghadirkan gerakan baru di dunia teater yang mendorong terciptanya
formula penulisan tema dan penokohan dalam naskah lakon
10. Teater Abad ke- 19 dan Realisme
Banyak perubahan terjadi di Eropa pada
abad ke 19. karena Revolusi Industri. Orang-orang berkelas pindah
ke kota dan teater pun mulai berubah. Bentuk - bentuk baru teater
diciptakan untuk pekerja industri seperti Vaudeville (aksi - aksi seperti
rutinitas lagu dan tari), Berlesque (karya - karya drama yang membuat subyek
nampak menggelikan), dan melodrama (melebih - lebihkan karakter dalam konflik
pahlawan vs penjahat). Sandiwara - sandiwara romantis dan kebangkitan klasik
dimainkan di gedung teater - teater yang megah pada masa itu.
Amerika Serikat masih mengandalkan gaya teater dan lakon Eropa. Di tahun
1820, lilin-lilin dan lampu-lampu minyak digantikan oleh lampu - lampu gas di
gedung - gedung teater abad 19. Gedung Teater Savoy di London (1881) yang
mementaskan drama - drama Shakespeare adalah gedung teater pertama
yang panggungnya diterangi lampu listrik.
11. Teater Abad ke- 20
Teater telah berubah selama berabad - abad. Gedung -
gedung pertunjukan modern memiliki efek - efek khusus dan teknologi baru.
Orang datang ke gedung pertunjukan tidak hanya untuk menyaksikan teater
melainkan juga untuk menikmati musik, hiburan, pendidikan, dan mempelajari hal
- hal baru. Rancangan - rancangan panggung termasuk pengaturan panggung
arena, atau yang kita sebut saat ini, Teater di tengah - tengah Gedung.
Dewasa ini, beberapa cara untuk mengekspresikan karakter - karakter
berbeda dalam pertunjukan - pertunjukan (disamping nada suara) dapat melalui
musik, dekorasi, tata cahaya, dan efek elektronik. Gaya - gaya pertunjukan
realistis dan eksperimental ditemukan dalam teater Amerika saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar