7 TOKOH KEBUDAYAAN DARI DALAM DAN LUAR NEGERI

Rabu, 12 Oktober 2016

1. Leonardo da Vinci
Inline image 3
          Tokoh satu ini dikenal sebagai seniman termasyur yang pernah hidup di dunia. Ia juga tercatat sebagai orang paling jenius yang pernah ada didunia yang diketahui memiliki IQ 220. Leonardo da Vinci adalah seorang arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner. Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma. Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangeo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran. Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. “Sementara saya berpikir bahwa saya sedang belajar bagaimana untuk hidup, saya telah belajar untuk mati” –Leonardo da Vinci

2. Chairil Anwar
Inline image 5
          Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha, ayahnya berasal dari Taeh Baruah. Ayahnya pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Inderagiri, Riau. Sedangkan ibunya berasal dari Situjug, Limapuluh Kota Ia masih punya pertalian kerabat dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Chairil Anwar bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai menulis puisi ketika remaja, tetapi tidak satupun puisi yang berhasil ia buat yang sesuai dengan keinginannya. Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, tetapi ia tidak membuang waktunya sia-sia, ia mengisi waktunya dengan membaca karya-karya pengarang Internasional ternama, seperti : Rainer Maria Rike, W.H. Auden, Archibald Macleish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Ia juga menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Pada saat berusia 19 tahun, ia pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) bersama dengan ibunya pada tahun 1940 dimana ia mulai kenal dan serius menggeluti dunia sastra. Puisi pertama yang telah ia publikasikan, yaitu pada tahun 1942. Chairil terus menulis berbagai puisi. Puisinya memiliki berbagai macam tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme.
Nama Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di “Majalah Nisan” pada tahun 1942, pada saat itu dia berusia dua puluh tahun. Namun, saat pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di "Majalah Pandji" untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian. Puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia yang tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Salah satu puisinya yang paling terkenal dan sering dideklamasikan berjudul Aku ("Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat "Gelanggang" dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan "Gelanggang Seniman Merdeka" pada tahun 1946. 
Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Seniman Pelopor Angkatan 45 Asrul Sani dan Rivai Apin), Aku Ini Binatang Jalang (1986), Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).

          Karya-karya terjemahannya adalah: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948, Andre Gide); Kena Gempur (1951, John Steinbeck). Karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol antara lain “Sharp gravel, Indonesian poems”, oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960); “Cuatro poemas indonesios, Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati” (Madrid: Palma de Mallorca, 1962); Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963); “Only Dust: Three Modern Indonesian Poets”, oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969). “Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam. Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu.” –Chairil Anwar


3. Pablo Picasso
Inline image 7
          Pablo Ruiz Picasso (lahir 25 Oktober 1881 – meninggal 8 April 1973 pada umur 91 tahun) adalah seorang seniman yang terkenal dalam aliran kubisme dan dikenal sebagai pelukis revolusioner pada abad ke-20. Jenius seni yang cakap membuat patung, grafis,keramik, kostum penari balet sampai tata panggung. Lahir di Malaga, Spanyol 25 Oktober 1881 dengan nama lengkap Pablo (atau El Pablito) Diego José Santiago Francisco de Paula Juan Nepomuceno Crispín Crispiniano de los Remedios Cipriano de la Santísima Trinidad Ruiz Blasco y Picasso López. Ayahnya bernama Josse Ruiz Blasco, seorang profesor seni dan ibunya bernama Maria Picasso Lopez.
          Picasso memiliki sifat yang selalu ingin belajar. Perbedaan kota atau negara bukan suatu halangan untuk memperoleh beragam ilmu. Di usia 14 tahun, ia lulus ujian masuk School of Fine Arts di Barcelona dan dua tahun pindah ke Madrid untuk belajar di Royal Academy. Tak lama kemudian dia kembali lagi ke Barcelona dan bergabung di Els Quatre Gats, tempat para penyair, artis dan kritikus untuk tukar menukar ide yang didapat dari luar Spanyol. Pada usia 23 tahun, Picasso pindah ke Paris, kota pusat seni dunia pada masa itu.
          Banyak seniman-seniman masyhur ditandai oleh satu macam gaya dasar. Tidaklah demikian Picasso. Dia menampilkan ruang luas dari pelbagai gaya yang mencengangkan. Kritikus-kritikus seni memberi julukan seperti "periode biru," "periode merah muda," "periode neo-klasik" dan sebagainya. Dia merupakan salah satu dari cikal bakal "Kubisme," Dia kadang ikut serta, kadang menentang perkembangan-perkembangan baru dalam dunia lukis-melukis modern. Mungkin tak ada pelukis dalam sejarah yang sanggup melakukan karya dengan kualitas begitu tinggi dengan lewat begitu banyak gaya dan cara. Tidak semua aliran seni punya pengaruh berjangka panjang. Meskipun Picasso disanjung-sanjung di abad ke-20, layak dipertanyakan apakah di abad-abad depan kelak penyanjungan itu masih bisa terjadi, ataukah pengaruhnya akan segera musnah dalam waktu tak lama lagi. Sudah jelas, tak ada jaminan yang meyakinkan untuk menjawab pertanyaan macam itu. Tetapi, kata sepakat dari para kritikus seni kontemporer mengatakan bahwa pengaruh Picasso akan tetap punya bobot penting di masa-masa mendatang. Walaupun jelas, kita tidak bisa memastikan kelanjutan dari bobot penting Pablo Picasso seperti bisa kita lakukan terhadap seniman-seniman yang sudah teruji oleh sang waktu. “Seniman yang baik meminjam, seniman besar mencuri.” –Pablo Picasso

4. Buya Hamka
Inline image 9
          Buya Hamka yang lahir pada tahun 1908 di desa kampung Molek, Meninjau, Sumatera Barat, HAMKA sendiri merupakan singkatan dari nama beliau yakni Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Hamka merupakan putra dari Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yg juga merupakan ulama di tanah minang, diawali bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunaiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. 
        Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman, beliau juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Soerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang andal.n Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammad
beliau juga wartawan, penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan Merantau ke Deli. “Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.” –Buya Hamka

5. William Shakespeare
Inline image 11
          William Shakespeare lahir pada tanggal 26 April 1564 di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris. Ayahnya adalah John Shakespeare dan ibunya adalah Mary Arden. William Shakespeare adalah seorang sastrawan terbesar Inggris. Karyanya yang melegenda adalah “Romeo and Juliet”. William Shakespeare adalah anak pengusaha yang sukses pada jaman itu namun jiwa bukan sebagai pengusaha melainkan sebagai sastrawan. Sejak kecil ia sangat menyukai membaca, menulis, mengarang, dan berbahasa latin. Kegemarannya membaca mengantarkannya pada bakat seni yang ia punya. Karya-karya sastra yang ia terbitkan di kemudian hari tidak lepas dari pengaruh apa yang ia baca. Seperti karyanya yang fenomenal "A Midsummer Night's Dream" merupakan hasil inspirasinya setelah membaca kisah The Golden Ass karya dari Apuleius yang berasal dari Afrika Utara. William Shakespeare menikah dengan Anne Hathaway pada tanggal 28 November 1582. Mereka dikaruniai tiga anak yaitu Susanna, dan kembar Hamnet dan Judith. Kemudian anaknya yang bernama "Hamnet" meninggal, dan setelahnya tercipta karya Shakespear yang juga besar “The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark”, banyak orang berpendapat karya tersebut terilhami dari kematian anaknya. Pada jamannya, di Inggris sangat menjunjung tinggi karya seni, pada jaman itulah seorang William Shakespeare menjadikan bakatnya sebagai penghasilannya dan membuktikan kepada dunia dialah Sang Sastrawan terbesar Inggris. Ratu Elizabeth I pada saat itu adalah salah satu tamu kehormatan William Shakespeare dalam setiap kali manggungnya.
          William Shakespeare menulis dari tahun 1586 hingga 1611 atau kurang lebih 25 tahun dan telah menghasilakan karya-karya sekitar 36 hingga 39 (yang diketahui sampai saat ini). Karya William adalah tragedi, komedi, sejarah, roman, komik, dan kebanyakan karyanya adalah bentuk ilham dari apa yang ia baca, dengar, dan rasakan sendiri. “Tidak ada yang namanya kegelapan. Yang ada hanyalah kebodohan” - William Shakespeare

6. Michelangelo
Inline image 13
          Lahir di Caprese, Itali tahun 1475, kira-kira empat puluh mil dari Florence. Dari kecil bakatnya sudah tampak jelas, dan di umur tiga belas dia magang pada pelukis kenamaan Shirlandaio di Florence. Setahun sesudah itu dia tinggal di istana Medici milik Lorenzo, penguasa Florence yang bertindak selaku pelindungnya. Sepanjang kariernya bakat besar Michelangelo tak diragukan lagi. 
Michelangelo juga seorang arsitek besar. Salah satu hasil kerja besarnya di bidang ini adalah rancangan gereja Medici di Florence. Selama beberapa tahun dia juga jadi kepala arsitek gereja St. Peter di Roma.
          Micheangelo banyak membikin sajak selama hidupnya, sekitar 300 sajak dapat ditemukan. Soneta-sonetanya dan sajak-sajak lain diterbitkan sesudah matinya. Kesemua sajak-sajaknya itu mencerminkan jelas corak kepribadiannya, dan Michelangelo memang menunjukkan dirinya penyair berbakat. “Bahaya paling besar tidak terjadi saat kita gagal mencapai tujuan yang terlalu tinggi, tapi saat kita menargetkan tujuan yang terlampau rendah dan menodai keberhasilan kita.” -Michelangelo 

7. Edgar Degas
Inline image 15
           Edgar Degas lahir di Paris pada tanggal 19 Januari 1834. Ayahnya, Augustin de Gas, adalah seorang bankir sedangkan ibunya, Celestine Musson, berasal dari New Orleans, AS.
          Degas memiliki empat adik, dua laki-laki dan dua perempuan. Dari usia dini Degas menunjukkan minat pada seni. Orangtuanya mengijinkan Degas untuk membuat studio di rumah mereka. Pada awalnya, ketertarikan Degas pada seni lukis dianggap sebagai sekedar hobi. Berasal dari keluarga kaya, Degas diharapkan masuk sekolah elit seperti Lycee Louis-le-Grand, untuk kemudian masuk sekolah hukum dan menghasilkan uang dari situ. Degas, bagaimanapun, lebih tertarik melukis. Dia memang pergi ke sekolah hukum namun hanya bertahan dua tahun untuk kemudian drop out. Setelah drop out pada usia dua puluh tahun, Degas mulai serius belajar seni di bawah bimbingan Louis Lamothe. Kemajuan pesat Degas saat belajar di bawah Lamothe membuatnya lulus masuk ujian ke Ecole des Beaux-Arts pada tahun 1855.
          Setahun kemudian, Degas melakukan perjalanan ke Italia untuk memperkaya wawasan seni. Dia tinggal di Italia selama tiga tahun dan mengunjungi Naples, Capodimonte, Roma dan amat terkesan dengan karya-karta Master Renaissance seperti Mantegna dan Uccello. Setelah dari Italia, Degas berkonsentrasi untuk mengembangkan gayanya sendiri di kota pusat seni Eropa, Paris. Tidak seperti kebanyakan teman-teman senimannya, Degas tidak mengalami masalah keuangan karena berasal dari keluarga kaya.
Namun setelah ayahnya meninggal, Degas terpaksa menjual sebagian lukisannya untuk bertahan hidup. setelah tahun 1886 dan Degas mulai lebih menyendiri dan berkonsentrasi pada lukisan, fotografi, dan patung. Dia mulai lebih menyukai penggunaan pastel dibanding cat minyak dan bereksperimen dengan berbagai teknik dan media.
          Berbagai karyanya mengambil inspirasi wanita telanjang saat berada dalam saat privat seperti ketika sedang mandi atau menyisir rambut. Degas juga membuat patung berukuran kecil dengan kualitas yang hampir sama dengan lukisannya, namun tidak pernah dipamerkan di depan publik. Fotografi juga selalu menjadi minat Degas dan mulai serius menekuninya setelah membeli kamera Kodak pertamanya pada tahun 1895. Kebanyakan fotografi hasil karyanya berupa potret diri para teman-teman dekatnya. "Art is not what you see but what you make others see." -Edgar Degas 

0 komentar:

Posting Komentar