1. Leonardo da Vinci
Tokoh satu ini dikenal sebagai seniman
termasyur yang pernah hidup di dunia. Ia juga tercatat sebagai orang paling
jenius yang pernah ada didunia yang diketahui memiliki IQ 220. Leonardo da
Vinci adalah seorang arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans
Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan
sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai,
seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak
ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa
hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya
lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi,
astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner. Leonardo lahir pada tahun 1452
di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan
Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang
berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci. Pada tahun 1481 Leonardo pindah
ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di
Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang
lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja,
melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta
menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja
Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma. Sementara itu ia
membantu Raphael dan Michaelangeo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam
hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari
burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat
dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat
sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak
lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah.
Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di
kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi
yang sangat besar bagi dunia kedokteran. Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last
Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa
Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya
adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi
yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa
citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. “Sementara
saya berpikir bahwa saya sedang belajar bagaimana untuk hidup, saya telah
belajar untuk mati” –Leonardo da Vinci
2. Chairil Anwar
Chairil
Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Ia merupakan anak
tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha, ayahnya berasal dari Taeh Baruah.
Ayahnya pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Inderagiri, Riau. Sedangkan
ibunya berasal dari Situjug, Limapuluh Kota Ia masih punya pertalian kerabat
dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Chairil Anwar
bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk
orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan
pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah
pertama Hindia Belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai menulis
puisi ketika remaja, tetapi tidak satupun puisi yang berhasil ia buat yang
sesuai dengan keinginannya. Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan sekolahnya,
tetapi ia tidak membuang waktunya sia-sia, ia mengisi waktunya dengan membaca
karya-karya pengarang Internasional ternama, seperti : Rainer Maria Rike, W.H.
Auden, Archibald Macleish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron.
Ia juga menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman.
Pada saat berusia 19 tahun, ia pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) bersama
dengan ibunya pada tahun 1940 dimana ia mulai kenal dan serius menggeluti dunia
sastra. Puisi pertama yang telah ia publikasikan, yaitu pada tahun 1942.
Chairil terus menulis berbagai puisi. Puisinya memiliki berbagai macam tema,
mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme.
Nama Chairil Anwar mulai terkenal dalam
dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di “Majalah Nisan” pada tahun 1942,
pada saat itu dia berusia dua puluh tahun. Namun, saat pertama kali mengirimkan
puisi-puisinya di "Majalah Pandji" untuk dimuat, banyak yang ditolak
karena dianggap terlalu individualistis. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis
merujuk pada kematian. Puisinya beredar di atas kertas murah selama masa
pendudukan Jepang di Indonesia yang tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Salah
satu puisinya yang paling terkenal dan sering dideklamasikan berjudul Aku
("Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga
menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah
menjadi redaktur ruang budaya Siasat "Gelanggang" dan Gema Suasana.
Dia juga mendirikan "Gelanggang Seniman Merdeka" pada tahun
1946.
Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil
Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949), Tiga
Menguak Takdir (1950 bersama Seniman Pelopor Angkatan 45 Asrul Sani dan Rivai
Apin), Aku Ini Binatang Jalang (1986), Koleksi sajak 1942-1949", diedit
oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai
Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini
Binatang Jalang (1986).
Karya-karya terjemahannya adalah: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948, Andre
Gide); Kena Gempur (1951, John Steinbeck). Karya-karyanya yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol antara lain “Sharp gravel, Indonesian
poems”, oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960); “Cuatro poemas indonesios,
Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati” (Madrid: Palma de Mallorca, 1962);
Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York,
New Directions, 1963); “Only Dust: Three Modern Indonesian Poets”, oleh Ulli
Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969). “Aku suka pada
mereka yang masuk menemu malam. Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu.”
–Chairil Anwar
3. Pablo Picasso
Pablo Ruiz Picasso (lahir 25 Oktober
1881 – meninggal 8 April 1973 pada umur 91 tahun) adalah seorang seniman yang
terkenal dalam aliran kubisme dan dikenal sebagai pelukis revolusioner pada
abad ke-20. Jenius seni yang cakap membuat patung, grafis,keramik, kostum
penari balet sampai tata panggung. Lahir di Malaga, Spanyol 25 Oktober 1881
dengan nama lengkap Pablo (atau El Pablito) Diego José Santiago Francisco de
Paula Juan Nepomuceno Crispín Crispiniano de los Remedios Cipriano de la
Santísima Trinidad Ruiz Blasco y Picasso López. Ayahnya bernama Josse Ruiz
Blasco, seorang profesor seni dan ibunya bernama Maria Picasso Lopez.
Picasso memiliki sifat yang selalu ingin
belajar. Perbedaan kota atau negara bukan suatu halangan untuk memperoleh
beragam ilmu. Di usia 14 tahun, ia lulus ujian masuk School of Fine Arts di
Barcelona dan dua tahun pindah ke Madrid untuk belajar di Royal Academy. Tak
lama kemudian dia kembali lagi ke Barcelona dan bergabung di Els Quatre Gats,
tempat para penyair, artis dan kritikus untuk tukar menukar ide yang didapat
dari luar Spanyol. Pada usia 23 tahun, Picasso pindah ke Paris, kota pusat seni
dunia pada masa itu.
Banyak seniman-seniman masyhur ditandai oleh satu macam gaya dasar. Tidaklah
demikian Picasso. Dia menampilkan ruang luas dari pelbagai gaya yang
mencengangkan. Kritikus-kritikus seni memberi julukan seperti "periode
biru," "periode merah muda," "periode neo-klasik" dan
sebagainya. Dia merupakan salah satu dari cikal bakal "Kubisme," Dia
kadang ikut serta, kadang menentang perkembangan-perkembangan baru dalam dunia
lukis-melukis modern. Mungkin tak ada pelukis dalam sejarah yang sanggup
melakukan karya dengan kualitas begitu tinggi dengan lewat begitu banyak gaya
dan cara. Tidak semua aliran seni punya pengaruh berjangka panjang. Meskipun
Picasso disanjung-sanjung di abad ke-20, layak dipertanyakan apakah di
abad-abad depan kelak penyanjungan itu masih bisa terjadi, ataukah pengaruhnya
akan segera musnah dalam waktu tak lama lagi. Sudah jelas, tak ada jaminan yang
meyakinkan untuk menjawab pertanyaan macam itu. Tetapi, kata sepakat dari para
kritikus seni kontemporer mengatakan bahwa pengaruh Picasso akan tetap punya
bobot penting di masa-masa mendatang. Walaupun jelas, kita tidak bisa
memastikan kelanjutan dari bobot penting Pablo Picasso seperti bisa kita
lakukan terhadap seniman-seniman yang sudah teruji oleh sang waktu. “Seniman
yang baik meminjam, seniman besar mencuri.” –Pablo Picasso
4. Buya Hamka
Buya Hamka yang lahir pada tahun 1908 di
desa kampung Molek, Meninjau, Sumatera Barat, HAMKA sendiri merupakan singkatan
dari nama beliau yakni Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Hamka merupakan putra
dari Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yg juga merupakan ulama di tanah minang,
diawali bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunaiyah, Padang
Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958.
Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang
tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah
seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan
Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana
Perancis, Inggris dan Jerman, beliau juga rajin membaca dan bertukar-tukar
pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden
Mas Soerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo
sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang andal.n
Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka
kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas
Muhammad
beliau juga wartawan, penulis, editor,
dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat
kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan
Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan
Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah
al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman
Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya
ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah
terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar dan antara novel-novelnya yang mendapat
perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura
termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan
Merantau ke Deli. “Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup.
Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.” –Buya Hamka
5. William Shakespeare
William Shakespeare lahir pada tanggal
26 April 1564 di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris. Ayahnya adalah
John Shakespeare dan ibunya adalah Mary Arden. William Shakespeare adalah
seorang sastrawan terbesar Inggris. Karyanya yang melegenda adalah “Romeo and
Juliet”. William Shakespeare adalah anak pengusaha yang sukses pada jaman itu
namun jiwa bukan sebagai pengusaha melainkan sebagai sastrawan. Sejak kecil ia
sangat menyukai membaca, menulis, mengarang, dan berbahasa latin. Kegemarannya
membaca mengantarkannya pada bakat seni yang ia punya. Karya-karya sastra yang
ia terbitkan di kemudian hari tidak lepas dari pengaruh apa yang ia baca.
Seperti karyanya yang fenomenal "A Midsummer Night's Dream" merupakan
hasil inspirasinya setelah membaca kisah The Golden Ass karya dari Apuleius
yang berasal dari Afrika Utara. William Shakespeare menikah dengan Anne
Hathaway pada tanggal 28 November 1582. Mereka dikaruniai tiga anak yaitu
Susanna, dan kembar Hamnet dan Judith. Kemudian anaknya yang bernama
"Hamnet" meninggal, dan setelahnya tercipta karya Shakespear yang
juga besar “The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark”, banyak orang
berpendapat karya tersebut terilhami dari kematian anaknya. Pada jamannya, di
Inggris sangat menjunjung tinggi karya seni, pada jaman itulah seorang William
Shakespeare menjadikan bakatnya sebagai penghasilannya dan membuktikan kepada
dunia dialah Sang Sastrawan terbesar Inggris. Ratu Elizabeth I pada saat itu
adalah salah satu tamu kehormatan William Shakespeare dalam setiap kali
manggungnya.
William Shakespeare menulis dari tahun 1586 hingga 1611 atau kurang lebih 25
tahun dan telah menghasilakan karya-karya sekitar 36 hingga 39 (yang diketahui
sampai saat ini). Karya William adalah tragedi, komedi, sejarah, roman, komik,
dan kebanyakan karyanya adalah bentuk ilham dari apa yang ia baca, dengar, dan
rasakan sendiri. “Tidak ada yang namanya kegelapan. Yang ada hanyalah
kebodohan” - William Shakespeare
6. Michelangelo
Lahir di Caprese, Itali tahun 1475,
kira-kira empat puluh mil dari Florence. Dari kecil bakatnya sudah tampak
jelas, dan di umur tiga belas dia magang pada pelukis kenamaan Shirlandaio di
Florence. Setahun sesudah itu dia tinggal di istana Medici milik Lorenzo,
penguasa Florence yang bertindak selaku pelindungnya. Sepanjang kariernya bakat
besar Michelangelo tak diragukan lagi.
Michelangelo juga seorang arsitek besar.
Salah satu hasil kerja besarnya di bidang ini adalah rancangan gereja Medici di
Florence. Selama beberapa tahun dia juga jadi kepala arsitek gereja St. Peter
di Roma.
Micheangelo banyak membikin sajak selama hidupnya, sekitar 300 sajak dapat
ditemukan. Soneta-sonetanya dan sajak-sajak lain diterbitkan sesudah matinya.
Kesemua sajak-sajaknya itu mencerminkan jelas corak kepribadiannya, dan
Michelangelo memang menunjukkan dirinya penyair berbakat. “Bahaya
paling besar tidak terjadi saat kita gagal mencapai tujuan yang terlalu tinggi,
tapi saat kita menargetkan tujuan yang terlampau rendah dan menodai keberhasilan
kita.” -Michelangelo
7. Edgar Degas
Edgar Degas lahir di Paris pada tanggal
19 Januari 1834. Ayahnya, Augustin de Gas, adalah seorang bankir sedangkan
ibunya, Celestine Musson, berasal dari New Orleans, AS.
Degas memiliki empat adik, dua laki-laki
dan dua perempuan. Dari usia dini Degas menunjukkan minat pada seni.
Orangtuanya mengijinkan Degas untuk membuat studio di rumah mereka. Pada
awalnya, ketertarikan Degas pada seni lukis dianggap sebagai sekedar hobi.
Berasal dari keluarga kaya, Degas diharapkan masuk sekolah elit seperti Lycee
Louis-le-Grand, untuk kemudian masuk sekolah hukum dan menghasilkan uang dari
situ. Degas, bagaimanapun, lebih tertarik melukis. Dia memang pergi ke sekolah
hukum namun hanya bertahan dua tahun untuk kemudian drop out. Setelah drop out
pada usia dua puluh tahun, Degas mulai serius belajar seni di bawah bimbingan
Louis Lamothe. Kemajuan pesat Degas saat belajar di bawah Lamothe membuatnya
lulus masuk ujian ke Ecole des Beaux-Arts pada tahun 1855.
Setahun kemudian, Degas melakukan
perjalanan ke Italia untuk memperkaya wawasan seni. Dia tinggal di Italia
selama tiga tahun dan mengunjungi Naples, Capodimonte, Roma dan amat terkesan
dengan karya-karta Master Renaissance seperti Mantegna dan Uccello. Setelah
dari Italia, Degas berkonsentrasi untuk mengembangkan gayanya sendiri di kota
pusat seni Eropa, Paris. Tidak seperti kebanyakan teman-teman senimannya, Degas
tidak mengalami masalah keuangan karena berasal dari keluarga kaya.
Namun setelah ayahnya meninggal, Degas
terpaksa menjual sebagian lukisannya untuk bertahan hidup. setelah tahun 1886
dan Degas mulai lebih menyendiri dan berkonsentrasi pada lukisan, fotografi,
dan patung. Dia mulai lebih menyukai penggunaan pastel dibanding cat minyak dan
bereksperimen dengan berbagai teknik dan media.
Berbagai karyanya mengambil inspirasi wanita telanjang saat berada dalam
saat privat seperti ketika sedang mandi atau menyisir rambut. Degas juga
membuat patung berukuran kecil dengan kualitas yang hampir sama dengan
lukisannya, namun tidak pernah dipamerkan di depan publik. Fotografi juga
selalu menjadi minat Degas dan mulai serius menekuninya setelah membeli kamera
Kodak pertamanya pada tahun 1895. Kebanyakan fotografi hasil karyanya berupa
potret diri para teman-teman dekatnya. "Art is not what you see
but what you make others see." -Edgar Degas
0 komentar:
Posting Komentar